Sabtu, 07 November 2009

Saudariku,…Sambutlah Ramadhan Penuh Berkah Dengan Menjadi Perempuan Ramadhaniyah

Saudariku,…Sambutlah Ramadhan Penuh Berkah Dengan Menjadi Perempuan Ramadhaniyah

Saudariku,… Muslimah Ramadhaniyyah adalah seorang perempuan yang menghidupkan bulan Ramadhan dengan sebenar-benarnya. Setiap detik waktunya dilalui untuk melaksanakan ketaatan, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, memahami dengan benar bahwa Ramadhan adalah bulan memanen manfaat, serta untuk dapat memperbaiki dan membersihkan diri pada bulan-bulan lain setelahnya (pasca Ramadhan), khususnya ketika ‘id.

Muslimah Ramadhaniyyah bukanlah muslimah seperti kebanyakan wanita hari ini, yang menjadi ahli ibadah hanya di bulan Ramadhan, sedangkan di bulan-bulan lainnya dia adalah seorang yang lalai. Padahal mereka mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwa Rabb yang mereka sembah di bulan Ramadhan adalah juga Rabb yang disembah pada bulan lainnya!

Jadwal harian untuk muslimah ramadhaniyyah


Saudariku, sebelum engkau menyusun jadwal harianmu di bulan Ramadhan, cermatilah dahulu beberapa catatan berikut:


1. Upayakan untuk merealisasikan jadwal ini dengan ikhlas dan niat yang benar serta diiringi dengan kemauan keras untuk dapat menepati jadwal tersebut.

2. Jadwal yang tersusun bukan merupakan pengikat yang bersifat mutlak. Bisa saja dirubah, dimajukan ataupun diundurkan waktunya, sesuai dengan kemauan dan kemampuan.

3. Boleh jadi ada seorang ibu yang berasal dari sebuah keluarga besar sehingga tidak mampu malaksanakan jadwal ini, mengingat tanggung jawab yang sangat banyak yang ada di pundaknya.


Yang pasti –Insya Allah– ia akan diberi pahala atas setiap pekerjaan rumah tangganya. Akan tetapi, sepatutnya ia beru-saha semaksimal mungkin serta hendaklah ia memohon pertolongan dan berkah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam seluruh perjalanan waktunya. Keadaan yang menimpa wanita seperti ini dan yang semisalnya, terdapat pelajaran berharga bagi siapa saja yang tidak mempunyai banyak tanggung jawab seperti itu. Artinya ia harus lebih mampu lagi untuk menepati jadwal tersebut.

(( اِغْتَنِمْ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغَلِكَ ))

“Dan isilah waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu”


4. Merupakan perkara yang sulit –bahkan akan sangat sulit– untuk terlaksananya jadwal ini bagi wanita-wanita yang terbalik fitrhahnya, yaitu ketika malam dijadikannya sebagai siang (begadang) hari dan siang dijadikannya sebagai malam hari (tidur melulu).


Saudariku, inilah jadwal harian yang dapat menuntunmu menjadi Muslimah Ramadhaniyyah, yaitu:


Jadwal di Waktu Fajar


Pertama, menegakkan shalat fajar (Shubuh) tepat pada waktunya, diiringi dengan dzikir-dzikir setelah shalat dan dzikir-dzikir pagi sesudahnya.


Kedua, duduk di tempat shalat setelah menunaikan shalat fajar hingga terbit matahari. Berdzikirlah dan bacalah al-Qur’an. Kemudian shalatlah 2 rakaat (yaitu shalat sunnah al-isyrāq atau shalat tatkala terbit matahari), karena pahalanya seperti orang yang melaksanakan haji dan ‘umrah secara sempurna. Hendaklah hal ini engkau lakukan setiap hari, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits shahih.


Ketiga, tidurlah sesudahnya, dan sekedarnya saja, sebagaimana dikatakan:

“Sesungguhnya aku mengambil waktu istirahat untuk lebih giat dalam beribadah kepada Allah”

Keempat, bangunlah sebelum tiba waktu Zhuhur, tentunya dengan tidak lupa menunaikan shalat Dhuha’, walau-pun hanya dua raka’at saja. Yaitu shalatnya orang-orang yang bertaubat. Barangsiapa yang melaksanakannya, maka seperti seseorang yang bershadaqah dalam setiap bagian persendiannya, sebagaimana Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam bersabda:

(( يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمِي مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى ))

“Setiap persendian tulang dari salah se-orang di antara kalian adalah (sarana) shadaqah. Setiap tahmid adalah shadaqah. Setiap tahlil adalah shadaqah. Setiap takbir adalah shadaqah. Serta amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah shadaqah. Semua itu sebanding dengan shalat (Dhu-ha) dua raka’at yang dilaksanakan di waktu pagi” (HR. Muslim 1/449)


Kelima, laksanakanlah pekerjaan rumah dengan diiringi dzikir dan memo-hon ampun. Apabila engkau menemukan waktu kosong dari kegiatanmu, ma-ka upayakan terus untuk membaca al-Qur’an.


Jadwal di Waktu Dhuhur

Pertama, dirikanlah shalat Zhuhur pada waktunya, dan bacalah dzikir-dzikir setelah shalat sesudahnya.


Kedua, sediakanlah waktu khusus untuk membaca al-Qur’an minimal 1 juz setelah shalat, sehingga engkau bisa mengkhatamkannya minimal sekali dalam sebulan (khususnya bulan Ramadhan).


Ketiga, apabila engkau membutuhkan istirahat atau hendak menyempur-nakan sebagian pekerjaan yang belum selesai, maka tidaklah mengapa.


Jadwal di Waktu ‘Ashr


Pertama, dirikanlah shalat ‘Ashr, dan bacalah dzikir-dzikir setelah shalat sesudahnya.


Kedua, persiapkan hidangan untuk ifthār (buka puasa) dengan catatan tidak boleh berlebih-lebihan (boros), diiringi dengan mendengarkan kaset-kaset yang bermanfaat ketika mempersiapkannya.


Jadwal di Waktu Maghrib


Pertama, segeralah berbuka, namun jangan lupa berdoa. Karena doa ketika berbuka adalah doa mustajab, sebagai-mana tersebut dalam hadist.


Kedua, disunnahkan untuk tidak terlalu banyak makan, karena akan mengurangi semangat beribadah dan bertentangan dengan disyariatkannya ibadah puasa.


Ketiga, dirikanlah shalat Maghrib tepat pada waktunya dan tidak disibukkan dengan makan. Kemudian bacalah dzikir setelah shalat dan dzikir sore sesudahnya.


Keempat, berkumpullah dengan keluarga untuk bersama-sama membaca bacaan yang bermanfaat dengan diupayakan semaksimal mungkin untuk men-jauhi hal-hal yang diharamkan, baik yang berbentuk ucapan, mendengar ataupun melihatnya. Atau menyelesaikan peker-jaan rumah dan meneruskan hidangan sisa berbuka.


Dimungkinkan pula bagimu untuk mengikuti hal-hal bermanfaat dan bebas dari unsur kemungkaran, yang diadakan atau dimuat di majalah-majalah Islam atau siaran-siaran radio Islam.


Jadwal di Waktu ‘Isya


Pertama, dirikanlah shalat ‘Isya tepat pada waktunya dan bacalah dzikir-dzikir sesudahnya.


Kedua, laksanakanlah shalat tarawih di rumah atau di masjid, asalkan dihiasi dengan adab-adab keluar rumah serta dengan menutup aurat dan tidak memakai parfum atau wangi-wangian.


Ketiga, setelah shalat tarawih, engkau bisa berkunjung ke keluarga dekat dan tetangga ataupun kawan sambil membacakan kitab-kitab kecil atau mengajarkan kepada mereka hukum-hukum berpuasa, atau membacakan kepada mereka fatwa-fatwa kewanitaan, seperti hukum bersuci, haid dan nifas serta jauhilah berbicara tentang hal yang haram, seperti ghibah (menggunjing).


Keempat, menyiapkan hidangan makan sahur dan memeriksa keadaan anak-anak, khususnya yang masih sekolah, kemudian segeralah tidur.


Kelima, jauhilah perbuatan bergadang dan jadikan malam untuk waktu tidur, untuk kebaikan, kesehatan dan keberkahanmu.


Keenam, jangan lupa ketika tidur untuk melaksanakan sunnah-sunnah Nabi, seperti tidur dalam keadaan suci, miring ke kanan dan dengan membaca doa-doa tidur.


Ketujuh, apabila engkau tidak mung-kin bangun sebelum Shubuh, kerjakanlah shalat witir sebelum tidur.


Kedelapan, bangun sebelum Shubuh untuk shalat tahajjud walaupun beberapa raka’at. Karena di sepertiga malam akhir, Allah Subhanahu Wa Ta'ala turun ke langit dunia seraya berfirman:

(( هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرُ لَهُ، هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْْتَجِيْبُ لَهُ، هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيْهِ ))

“Adakah yang memohon ampun, maka Aku akan mengampuni.nya Adakah yang berdoa, maka Aku akan mengabulkannya. Dan adakah yang memohon sesuatu, maka Aku akan memberikannya”


Maka, siapakah di antara kita yang yang tidak menginginkan ampunan dan keutamaan?. Siapa di antara kita yang tidak butuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala?


Kesembilan, upayakan sahur pada waktu yang disunnahkan, tanpa terlalu menyegerakan atau mengakhirkan, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam:

(( تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً ))

”Makanlah sahur, karena padanya ter-dapat barakah” (HR. al-Bukhāriy 1823 dan Muslim 1095)


Disunnahkan untuk mengakhirkan sahur, sebagaimana disunnahkan makan sahur dengan korma.


Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam bersabda:

(( إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ الْمُتَسَحِّرِيْنَ ))

”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur”(HR. ath-Thabrāniy dalam al-Awsath 1/99/2 dan Ibnu Hibbān 880, dishahihkan oleh al-Albāniy dalam Silsilah al-Ahādits ash-Shahīhah IV/212)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar